Saturday, February 21, 2015

Al-Khawarizmi Sang Jenius Matematika, Geografi, Astronomi dan Musik



Kehidupan dan Karya                     

Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 M di Khwarizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 M di Baghdad. 

Ketika masih kecil, kedua orang tuanya pindah ke sebuah tempat di selatan kota Baghdad, sehingga di kota besar pusat ilmu pengetahuan inilah ia meniti karirnya sebagai seorang ilmuwan. 

Al-Khwarizmi diperkirakan hidup pada masa Khalifah al-Ma’mun (813-833 M) dari Dinasti Abasiyah. Ia bekerja sebagai anggota Bayt al-Hikmah sebuah lembaga penerjemah dan penelitian ilmu pengetahuan di Baghdad.

Al-Khawarizmi kemudian mengepalai konstruksi peta dunia untuk Khalifah al-Ma’mun dan berpartisipasi dalam proyek menentukan tata letak di Bumi, bersama dengan 70 ahli geografi lain untuk membuat peta yang kemudian disebut “ketahuilah dunia”. Ketika hasil kerjanya disalin dan ditransfer ke Eropa dan Bahasa Latin, ia menimbulkan dampak yang hebat pada kemajuan matematika dasar di Eropa. Al-Khawarizmi juga menulis tentang astrolab dan sundial.


Periode paling mengagumkan dalam sejarah matematika dimulai oleh al-Khawarizmi, ketika ia memperkenalkan aljabar. Hal ini sangat penting sebagai sebuah gerakan revolusioner dari konsep matematika Yunani yang berdasarkan pada geometri. Aljbar merupakan  penggabungan teori yang memungkinkan angka rasional, irasional dan magnitude geometris menjadi objek-objek aljabar. Ia memberikan matematika  sebuah dimensi baru dan perkembangan, lebih luas daripada konsep sebelumnya. Ia memungkinkan perkembangan lebih lanjut. Khawarizmi juga berjasa dalam mengembangkan tebel sinus, cosinus dan trigonometri.

Karya pertama al-Khawarizmi adalah al-Jabar, sebuah buku yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Karena karyanya ini al-Khawarizmi disebut sebagai “Bapak Aljabar”. 

Pada buku beliau, Kalkulasi dengan angka Hindu, yang ditulis tahun 825, memprinsipkan kemampuan difusi angka India ke dalam perangkaan timur tengah dan kemudian Eropa. Bukunya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Algoritmi de numero Indorum.

Kontribusi Al-Khwarizmi terhadap aritmatika, aljabar, geografi dan astronomi memainkan peran penting  bagi perkembangan ilmu ini selanjutnya, baik di dunia Muslim maupun di Eropa. Karyanya dalam bidang Aritmatika, Kitab al-Jam’a wa al-Tafriq bi al-Hisab al-Hindi (The Book of Addition and Subtraction by the Method of Calculation of the Hindus), memperkenalkan penggunaan angka hindu 1 sampai 9 dan angka nol.

Pengaruh al-Khawarizmi juga tidak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam penggunaan istilah. Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat. Kata logarisme dan logaritma diambil dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama al-Khawarizmi. Nama al-Khawarizmi juga di serap ke dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis, Algarismo yang berarti digit.

Al-Khawarizmi juga telah merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus. Sistemasi dan koreksi beliau terhadap data Ptolemeus pada geografi merupakan sumbangan berharga untuk Afrika dan Timur Tengah. Buku beliau, Kitab Surat al-Ard (“Pemandangan Bumi”), yang memperlihatkan koordinat dan lokasi dasar yang diketahui dunia, dengan telah mengevaluasi nilai panjang dari Laut Mediterania dan lokasi kota-kota di Asia dan Afrika yang sebelumnya diberikan oleh Ptolemeus.

Akhirnya, seorang sejarawan Phillip K. Hitti berkomentar tentang al-Khawarizmi, khususnya berkenaan dengan karyanya Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah:
 
“Hingga abad ke 16 M, buku ini telah digunakan sebagai buku matematika rujukan berbagai perguruan tinggi di Eropa. Karya-karya al-Khawarizmi juga berjasa dalam memperkenalkan angka-angka Arab atau Algorisme ke dunia Barat”.

Beragam Kecerdasan al-Khawarizmi: Logis-Matematis, Naturalis, Musikal

Tidak diragukan lagi al-Khawarizmi memiliki jenis kecerdasan logis-matematis. Dia adalah orang yang memperkenalkan konsep Algoritma dalam matematika. Ia juga yang menemukan teori aljabar. Dalam karyanya al-Jabar wa al-Muqabalah, al-Khawarizmi mengembangkan tabel rincian trigonometri yang memuat fungsi sinus, kosinus, tangen, dan kotangen serta konsep diferensiasi.

Kecerdasan logis-matematis yang dimiliki al-Khawarizmi, diperluasnya ke arah bidang lainnya. Ia mampu menerapkannya dalam beberapa cabang ilmu fisika, diantaranya astronomi.
            
Karya al-Khawarizmi dalam bidang astronomi merupakan karya orisinil pertama bagi astronomi Arab. Karya ini mengandung tabel pergerakan matahari, bulan, lima planet, dilengkapi dengan petunjuk penjelasan bagaimana menggunakan tabel tersebut.

Selain itu al-Khawarizmi juga memiliki kecerdasan naturalis. Ia mampu memahami sejumlah pola-pola geografis. Dalam karyanya Surat al-Ardh (The Form of the Earth) al-Khawarizmi juga menunjukkan keahliannya dalam ilmu bumi dengan dasar matematika. Tujuh puluh orang geografer pernah bekerja  di bawah kepemimpinan al-Khawarizmi ketika membuat peta dunia pertama di tahun 830 M. Karyanya Surat al-Ardh telah menjadi inspirasi bagi para ilmuwan Baghdad dan Andalusia, untuk menggali, menganalisis dan mengumpulkan data-data geografis.

Dalam buku The Britannica Guide to the 100 Most Influential Scientist Al-Khawarizmi dinyatakan: 

Muslim mathematician and astronomer whose major works introduced Hindu-Arabic numerals and the concepts of algebra into European mathematics (“Matematikawan dan astronomer Muslim yang karya-karya utamanya telah memperkenalkan angka-angka Hindu-Arabik dan konsep aljabar ke dalam matematika Eropa”).

Kecerdasan logis, matematis dan naturalis berpadu dengan baik dalam diri al-Khawarizmi. Hal ini ia kembangkan dengan pemikiran kritis dalam melakukan kajian matematika dan ilmu alam. Misalnya, dalam cabang Aljabar, sebenarnya al-Khawarizmi banyak mengacu kepada tulisan yang disusun oleh ilmuwan Yunani, Diophantus (250 SM). Namun dalam meneliti buku-buku Aljabar tersebut, al-Khawrismi menemukan beberapa kesalahan dan permaslahan yang masih kabur. Kesalahan dan permasalah  inilah yang kemudian diperbaiki, dijelaskan, dan dikembangkan oleh al-Khawarizmi dalam karya Aljabarnya.

Al-Khawarizmi juga cerdas dalam melakukan sintesa terhadap berbagai sumber-sumber pengetahuan yang ada. Ia memadukan pengetahuan dari Yunani dengan Hindu ditambah idenya sendiri dalam mengembangkan matematika.

Dan ternyata al-Khawarizmi juga memiliki kecerdasan musikal. Dalam salah satu buku matematikanya, ia menuliskan teori seni musik. Buku itu diterjemahkan oleh Adelard Bath pada abad ke 12 M dengan judul Liber Ysagogarum Alchorism.  Kemudian buku ini berpengaruh hingga ke Eropa dan sejarawan Phillip K. Hitti menyebutnya sebagai perkenalan  pertama musik Arab ke dunia latin.

No comments:

Post a Comment